TULISAN

TULISAN

Minggu, 20 Oktober 2013

Tips menghilang sakit dan pegal setelah berolah raga










Ketika Anda melakukan latihan yang cukup berat, jaringan otot pun meregang. Inilah yang membuat beberapa area tubuh menjadi sakit. Ketimbang mengabaikan rasa sakitnya, sebaiknya cobalah untuk mengobati otot-otot tersebut dengan hari-hati. Seperti yang dikutip dari Live Strong, berikut beberapa cara mengurangi rasa nyeri setelah berolahraga.

Langkah 1
Makanlah camilan yang mengandung protein sekitar 15 menit setelah latihan. Mengonsumsi protein akan bantu membangun kembali sel-sel dalam otot, yang akhirnya bisa bentu tubuh memperbaiki otot yang sakit lebih cepat. Makan roti dengan selai kacang atau segenggam kacang almond, bisa menjadi pilihan tepat.

Langkah 2
Istirahatkan otot Anda. Jika nyeri otot terasa ketika Anda baru saja memulai olahraga, sebaiknya segera berhenti. Bisa jadi hal itu disebabkan oleh otot yang tegang dan keseleo. Jika rasa nyeri datang setelah latihan, hindari kegiatan fisik yang berat sampai rasa sakit mereda.

Langkah 3
Kompres area tubuh yang nyeri dengan menggunakan es selama 15 menit, tiga kali dalam sehari. Kompres es ini akan membantu mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri. Jika Anda tidak memiliki kompres es, bisa menggunakan handuk berisi es batu atau kantung kacang polong yang beku.

Langkah 4
Lakukan peregangan otot dengan hati-hati. Walau peregangan diketahui bisa mengurangi rasa sakit, namun peregangan yang terlalu agresif biasanya justru memperburuk keadaan otot. Latihan perenggangan bantu menggerakkan bagian-bagian tubuh dan melawan rasa sakit dalam tubuh. Anda dapat menyembuhkan sakit otot dengan latihan peregangan sederhana selama 15 menit.

Langkah 5
Tempatkan bagian tubuh yang sakit lebih tinggi dari jantung Anda. Misalnya menaruh kaki atau lengan di atas bantal ketika Anda duduk atau berbaring. Hal ini bisa mengurangi rasa sakit dan mencegah pembengkakan.


Tambahan :

Semangka

Setelah berolahraga, apalagi setelah vakum sekian lama, seringkali kita merasakan pegal dan nyeri di beberapa bagian tubuh. Kondisi tersebut sebenarnya normal. Hal ini terjadi karena jaringan otot yang teregang melebihi biasanya.

Namun rasa pegal seringkali dirasa tidak nyaman sehingga kita pun melakukan usaha untuk segera melenyapkannya, seperti pijat atau olahraga ringan. Baru-baru ini, sebuah studi  menemukan cara efektif untuk membantu mengurangi pegal tersebut yakni dengan meminum jus semangka.

Studi yang dipublikasi dalam Journal of Agricultural and Food Chemistry tersebut melibatkan tujuh peserta pria. Mereka diminta bersepeda rutin dalam tiga hari yang berbeda. 

Dalam dua hari, peserta diminta untuk meminum jus semangka satu jam sebelum berolahraga. Sedangkan di hari ketiga, mereka hanya diberi minuman plasebo yang berwarna pink seperti jus semangka.

Dua puluh empat jam setelah berolahraga di hari ketiga, banyak peserta melaporkan mengalami pegal. Padahal di kedua hari sebelumnya, saat mereka minum jus semangka, mereka mengaku tidak terlalu pegal setelah olahraga.

Penulis studi Encarna Aguayo, profesor teknologi makanan di Technical University of Cartagena, mengatakan, jus semangka dapat mengurangi pegal karena mengandung asam amino yang disebut L-sitrulin. 

"Senyawa tersebut meningkatkan aliran darah, sehingga meminumnya sebelum berolahraga dapat membantu otot mendapatkan lebih banyak oksigen," jelasnya.

*)diambil dari berbagai sumber

Sabtu, 19 Oktober 2013

Sejarah INKAI - FORKI

Pada tanggal 15 April 1971, di Jakarta, beberapa karateka aliran Shotokan mendirikan suatu
perguruan dengan nama Institut Karate-Do Indonesia (INKAI) dengan ketua umum pertamanya Letjen TNI G.H. Mantik dan sebagai ketua dewan guru Drs. Sabeth Mucshin dengan anggota Wono Sarono, Ottoman Noeh, A. Latief, Dr Nico A. Lumenta, Albert Lumban Tobing dan A.S.J. Siregar.
Tanggal 25 Mei 1971, INKAI resmi berdiri sebagai perguruan anggota FORKI dan oleh PB FORKI, INKAI ditunjuk mewakili Indonesia mengikuti kejuaraan karate WUKO 1 di Jepang. Dan Inkai juga merupakan anggota resmi afiliasi JKA yang bekedudukan di Jepang.
Dalam perkembangannya INKAI di Indonesia mengalami perkembangan yang begitu pesat ini terbukti bahwa disetiap pelosok tanah air ada Cabang dari perguruan INKAI.
Karate masuk di Indonesia bukan dibawa oleh tentara Jepang melainkan oleh Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kembali ke tanah air, setelah menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Tahun 1963 beberapa Mahasiswa Indonesia antara lain: Baud AD Adikusumo, Karianto Djojonegoro, Mochtar Ruskan dan Ottoman Noh mendirikan Dojo di Jakarta. Mereka inilah yang mula-mula memperkenalkan karate (aliran Shoto-kan) di Indonesia, dan selanjutnya mereka membentuk wadah yang mereka namakan Persatuan Olahraga Karate Indonesia (PORKI) yang diresmikan tanggal 10 Maret 1964 di Jakarta.
Beberapa tahun kemudian berdatangan ex Mahasiswa Indonesia dari Jepang seperti Setyo Haryono (pendiri Gojukai), Anton Lesiangi, Sabeth Muchsin dan Chairul Taman yang turut mengembangkan karate di tanah air. Disamping ex Mahasiswa-mahasiswa tersebut di atas orang-orang Jepang yang datang ke Indonesia dalam rangka usaha telah pula ikut memberikan warna bagi perkembangan karate di Indonesia.
Mereka-mereka ini antara lain: Matsusaki (Kushinryu-1966), Ishi (Gojuryu-1969),
Hayashi (Shitoryu-1971) dan Oyama (Kyokushinkai-1967).
Karate ternyata memperoleh banyak penggemar, yang implementasinya terlihat muncul dari berbagai macam organisasi (Pengurus) karate, dengan berbagai aliran seperti yang dianut oleh masing-masing pendiri perguruan. Banyaknya perguruan karate dengan berbagai aliran menyebabkan terjadinya ketidak cocokan diantara para tokoh tersebut, sehingga menimbulkan perpecahan di dalam tubuh PORKI. Namun akhirnya dengan adanya kesepakatan dari para tokoh-tokoh karate untuk kembali bersatu dalam upaya mengembangkan karate di tanah air sehingga pada tahun 1972 hasil Kongres ke IV PORKI, terbentuklah satu wadah organisasi karate yang diberi nama Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI).
Sejak FORKI berdiri sampai dengan saat ini kepengurusan di tingkat Pusat yang dikenal dengan nama Pengurus Besar/PB. telah dipimpin oleh 6 orang Ketua Umum dan periodisasi kepengurusannyapun mengalama 3 kali perobahan masa periodisasi yaitu ; periode 5 tahun (ditetapkan pada Kongres tahun 1972 untuk kepengurusan periode tahun 1972 – 1977) periodisasi 3 tahun (ditetapkan pada kongres tahun 1997 untuk kepengurusan periode tahun 1997 – 1980) dan periodisasi 4 tahun ( Berlaku sejak kongres tahun 1980 sampai sekarang).
Di tahun 1964, kembalilah ke tanah air salah seorang mahasiswa Indonesia yang telah menyelesaikan kuliahnya bernama Baud A.D. Adikusumo. Ia adalah seorang karateka yang mendapatkan sabuk hitam dari M. Nakayama, JKA. Ia mulai mengajarkan karate. Pada Tahun 1967 beliau berkumpul dengan dua mahasiswa Indonesia yang juga telah menyelesaikan kuliah dari Jepang yakni Sabeth Mukhsin dan Anton Lesiangi. Pada tahun 1970, Sabeth Mukhsin beserta dengan Baud A.D. Adikusumo dan Anton Lesiangi Mendirikan PORKI (Persatuan Olah Raga Karate Indonesia) yang kemudian berganti nama menjadi FORKI (Federasi Olahraga Karate Indonesia).
Pada waktu itu Sabeth Mukhsin telah mendapatkan tingkatan DAN 3 dari JKA (Japan Karate Association) yang merupakan DAN tertinggi di Indonesia pada waktu itu, Anton Lesiangi (DAN 1 JKA) dan Baud A.D. Adikusumo (DAN 1 JKA) Sabeth Mukhsin, Anton Lesiangi beserta Baud A.D.Adikusumo akhirnya mendirikan Lembaga Pendidikan Karate yg disebut INKAI (Institut Karate-Do Indonesia) pada tahun 1971 yang dikenal sebagai Perguruan (Lembaga Pendidikan) pertama di Indonesia.
Beberapa tahun kemudian Baud A.D. Adikusumo mendirikan Institut Karate Do (INKADO) dan Anton Lesiangi mendirikan Perguruan Lemkari (Lembaga Karate-Do Indonesia), yang pada dekade 2005 karena urusan internal banyak anggota Lemkari yang keluar dan dipecat yang kemudian mendirikan INKANAS (Institut Karate-do Nasional) yang merupakan peleburan dari perguruan MKC (Medan Karate club).
Dari situlah berkembang apa yg disebut Aliran Karate lain yaitu Wado dibawah asuhanWado-ryu Karate-Do Indonesia (WADOKAI) yang didirikan oleh C.A. Taman dan Kushin-ryu Matsuzaki Karate-Do Indonesia (KKI) yang didirikan oleh Matsuzaki Horyu.
Selain itu juga dikenal Setyo Haryono dan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Goju-ryuNardi T. Nirwanto dengan beberapa tokoh lainnya membawa aliran Kyokushin. Aliran Shito-ryu juga tumbuh di Indonesia dibawah perguruan GABDIKA Shitoryu (dengan tokohnya Dr. Markus Basuki) dan SHINDOKA (dengan tokohnya Bert Lengkong). Selain aliran-aliran yang bersumber dari Jepang diatas, ada juga beberapa aliran Karate di Indonesia yang dikembangkan oleh putra-putra bangsa Indonesia sendiri, sehingga menjadi independen dan tidak terikat dengan aturan dari Hombu Dojo (Dojo Pusat) di negeri Jepang.
Pada tahun 1972, 25 perguruan Karate di Indonesia, baik yang berasal dari Jepang maupun yang dikembangkan di Indonesia sendiri (independen), setuju untuk bergabung dengan FORKI (Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia), yang sekarang menjadi perwakilan WKF (World Karate Federation) untuk Indonesia. Dibawah bimbingan FORKI, para Karateka Indonesia dapat berlaga di forum Internasional terutama yang disponsori oleh KONI…
Pada Tahun 1985 terjadi kericuhan di badan organisasi FORKI, dan muncullah induk organisasi cabang olahraga Karate yang baru yang disebut PKSI (Persatuan Karate Seluruh Indonesia) yang memakai sistem organisasi Cabang Olahraga yang memiliki kurikulum baku tanpa menganut Aliran Karate.
Pada tahun 2000, PKSI pun berganti nama menjadi FKTI (Federasi Karate Tradisional Indonesia) Sampai saat ini di Indonesia ada 2 Induk Organisasi Cabang Olahraga Karate, yakni FORKI (yang menganut Cabang Olahraga Karate Aliran) dan FKTI (yang menganut Cabang Olahraga Karate tanpa Aliran)

Sumber:
http://www.pbforki.org